MESIN PERKAKAS
1.1 Latar Belakang
Mesin perkakas merupakan suatu alat yang berfungsi memotong atau piranti pengolahan lain dan part. Jadi, yang dimaksud dengan mesin perkakas adalah suatu alat atau mesin dimana energi yang diberikan, kemudian dipergunakan untuk mendeformasikan dan memotong material ke dalam bentuk dan ukuran produk atau benda kerja sesuai dengan kehendak. Manakala mesin perkakas sedang melakukan pemakanan, program instruksi dapat diubah untuk memproses suatu pekerjaan baru.
Syarat-syarat umum yang harus dipenuhi oleh mesin perkakas adalah:
a. Kebutuhan akan daya kerja
b. Efisiensi yang tinggi baik secara teknis maupun ekonomis.
c. Performance
d. Kualitas kerja
e. Kekakuan static dan dinamic
f. Deformasi mekanis yang mungkin terjadi
g. Gaya-gaya yang terjadi pada saat operasi.
Ketelitian adalah kegiatan menganalisis atau mengolah data secara sistematis untuk mencapai kesalahan yang relatif terhadap suatu acuan. Sedangkan ketepatan adalah kemampuan yang dicapai untuk memenuhi besar atau kecilnya suatu target dengan cara mengulangi hal yang sama. Dan semua itu harus terdapat pada kualitas kerja dari mesin tersebut agar dapat tercapai suatu standart.
1. Kontrol Numerik atau Pengaturan Numerik
Kontrol numerik atau pengaturan numerik (numerical control: NC) adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan kontrol gerakan mesin dan berbagai fungsi lainnya berupa program otomasi dimana tindakan mekanik dari suatu alat-alat permesinan atau peralatan lain dikendalikan oleh suatu program yang berisi data kode angka. Data alphanumerical menghadirkan suatu instruksi pekerjaan untuk mengoperasikan mesin tersebut.
Numeric Control (NC) adalah suatu kendali mesin atas dasar informasi digital, ini diperkenalkan di area pabrikasi. NC adalah bermanfaat untuk produksi rendah dan medium yang memvariasikan produksi item, di mana bentuk, dimensi, rute proses, dan pengerjaan dengan mesin bervariasi.
Istilah computer numerical control (CNC) digunakan bila sistem kontrol memakai komputer internal. Komputer internal memungkinkan penyimpanan program tambahan, penyuntingan program, penjalanan program dari memori, diagnostik kontrol dan pemeriksaan mesin, pekerjaan rutin-rutin dan khusus, dan kemampuan melakukan perubahan skala inci/ metrik/ absolut.
Pembuatan komponen dengan CNC memerlukan akses langsung ke mesin dan instalasi komputer agar memperoleh pengalaman praktis yang amat diperlukan. Dalam menggunakan piranti dan jenis mesin tertentu, seperti mengoperasikan mesin-mesin turning, milling dan drilling harus memahami bahasa serta teknik pemrograman memerlukan instruksi.
2. Sistem Pengoperasian Mesin
Kode data diubah untuk satu rangkaian perintah, yang mana servo mekanisme, seperti suatu pijakan motor yang berputar sesuai jumlah yang telah ditetapkan, memperbaiki dengan masing-masing mengemudi dari suatu meja pekerjaan dan suatu alat untuk melaksanakan suatu pengerjaan dengan mesin dan gerakan yang ditetapkan oleh suatu sistem pengulangan tertutup atau terbuka.
Sistem operasi dari mesin perkakas NC adalah menggunakan sistem operasi CNC sehingga diperlukan pengenalan kode data untuk menjalankan satu rangkaian perintah. Adapun contoh dari sistem operasi dari mesin perkakas NC adalah:
Fungsi G
G00 Pengaturan posisi dengan gerak cepat yang mempunyai kemungkinan gerakan yang terjadi berupa eretan yang bergerak dalam arah x, y, z, dan x dan z
G01 Interpolasi linier adalah mendapatkan harga antara yang terletak pada garis lurus. Kemungkinan gerakan yang terjadi yaitu pembubutan dalam arah z atau memanjang, arah x atau melintang, arah x dan z atau membubutan tirus.
G02 Interpolasi melingkar dengan arah kekanan
G03 Interpolasi melintang atau melingkar arah kekiri
G04 Waktu tinggal diam (istirahat dalam detik)
G20-G21 Nilai masukan ditetapkan dalam satuan milimeter atau inchi
G24 Pemrograman radius
G25 Pemanggilan sub program
G27 Perintah melompat / melewati blok
G28 Kembali ketitik acuan
G33 Pemotongan ulir
G41-G42 Pemotongan benda kerja sesuai dengan kompensasi pada permukaan benda kerja.
G64 Mematikan motor/ mematikan arus listrik
G84 Siklus pembubutan memanjang
G88 Siklus pembubutan melintang
Fungsi M
M00 Menghentikan program, yang dilakukan di pertengahan program. Operator harus siap kembali
M03-M04 Start spindel searah jarum jam
M05 Spindel stop
M06 Penghitungan panjang pahat
M09 Memulai atau pembatalan putaran pemotongan
M17 Memulai atau membatalkan spindel dan cairan memotong
M19 Memutar atau membatalkan spindel untuk mengorientasikan posisi.
M30 Mengakhiri program, memutar kembali atau memberhentikan mesin.
M99 Parameter lingkaran
3. Jenis Mesin Perkakas NC
Mesin perkakas NC meliputi mesin dengan operasi tujuan tunggal. Dan yang akan kami ceritakan disini adalah mesin perkakas NC untuk mesin bubut (CNC Turning).
a. Prinsip Kerja CNC Turning
Benda kerja dipegang oleh pencekam yang dipasang diujung poros utama (spindel). Dengan memutar lengan pengatur, yang terdapat pada kepala tetap, putaran spindel (n) dapat dipilih. Harga putaran spindel umumnya dibuat bertingkat, dengan aturan yang telah distandarkan, misalnya 630, 710, 800, 900, 1000, 1120, 1400, 1600, 1800, dan 2000 rpm. Kecepatan putaran spindel tidak lagi bertingkat melainkan berkesinambungan (kontinue). Pahat dipasangkan pada dudukan pahat dan kedalaman potong (a) diatur dengan menggeserkan peluncur silang melalui roda pemutar dan gerak makannya diatur dengan lengan pengatur pada rumah roda gigi. Gerak makan (f) yang tersedia pada mesin bubut bermacam-macam dan menurut tingkatan yang telah distandarkan, misalnya: …….., 0.1, 0.112, 0.125, 0.14, 0.16, …… (mm/(r)).
Bubut merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan (feeding). Memutar memerlukan two-axis, kendali alur berlanjut, yang manapun untuk menghasilkan suatu ilmu ukur silindris lurus/langsung atau untuk menciptakan suatu profil.
Bedanya dengan Mesin perkakas NC adalah meliputi mesin dengan operasi tujuan tunggal, yang memberikan informasi kuantitatif seperti pengerjaan dengan mesin operasi yang disajikan oleh suatu komputer kendali dengan program database berupa kode data yang diubah untuk satu rangkaian perintah yang menyimpan instruksi secara langsung untuk mengendalikan alat-alat bermesin CNC (Computer Numerical Control).
b. Bagian-Bagian Mesin CNC Turning
Bagian dari mesin CNC Turning tidak jauh berbeda dengan yang berada pada mesin bubut konvensional yaitu sebagai berikut:
Unit Kontrol berupa panel pengontrolan yang berisi tombol-tombol perintah untuk menjelaskan kontrol gerakan mesin dan berbagai fungsi lainnya yang menggunakan instruksi oleh sistem kontrol elektronika.
Kepala Tetap berupa roda-roda gigi transmisi penukar putaran yang akan memutar poros spindel
Poros utama (spindel) berupa tempat kedudukan pencekam untuk berdirinya benda kerja.
Eretan utama (appron) akan bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang (cross slide) dan eretan atas (upper cross slide) dan dudukan pahat.
Eretan Melintang yang menggerakan pahat arah melintang.
Eretan Memanjang yang menggerakan pahat arah vertikal.
Kepala Lepas, sejajar kepala tetap untuk membantu pergerakan spindel dalam memegang benda kerja.
4. Keuntungan dan Kerugian
Faktor-faktor yang menyebabkan mesin perkakas NC jenis CNC Turning ini lebih menguntungkan adalah sebagai berikut:
a. Laju produksi cepat.
b. Keakuratan pada lebih besar dan repeatabilas.
c. Menurunkan tingkat tarip sisa (pemborosan komponen).
d. Mengurangi kebutuhan pemeriksaan.
e. Tidak banyak memakan tempat/ ruangan
f. Level keterampilan yang dibutuhan operator dikurangi
Adapun kerugian yang dapat ditimbulkan oleh mesin perkakas NC jenis CNC Turning ini adalah sebagai berikut:
a. Pengerjaan komponen dengan mesin yang mudah menjadi sulit karena menggunakan format yang rumit.
b. Modal yang ditanamkan mengalami peningkatan.
c. Peralatan sederhana tetap diperlukan
d. Dibutuhkan tenaga ahli yang berfungsi untuk memprogram peralatan NC.
3. Jenis-Jenis Mesin Perkakas
Mesin perkakas terdiri dari berbagai macam jenis sesuai dengan produksi yang dihasilkannya. Produksi yang dihasilkan juga sangat bervariasi tergantung dari dimensi, bentuk profil yang dihasilkan. Pada prinsipnya proses pengerjaan pada mesin perkakas ini merupakan proses pembentukan logam menjadi bentuk-bentuk yang dinginkan. Proses pembentukan ini dapat dilakukan dengan penyayatan logam atau proses perobahan bentuk dari geometris bahan logam. Beberapa contoh mesin perkakas dapat dilihat sebagai berikut :
Mesin perkakas NC meliputi mesin dengan operasi tujuan tunggal. Dan yang akan kami ceritakan disini adalah mesin perkakas NC untuk mesin bubut (CNC Turning).
a. Prinsip Kerja CNC Turning
Benda kerja dipegang oleh pencekam yang dipasang diujung poros utama (spindel). Dengan memutar lengan pengatur, yang terdapat pada kepala tetap, putaran spindel (n) dapat dipilih. Harga putaran spindel umumnya dibuat bertingkat, dengan aturan yang telah distandarkan, misalnya 630, 710, 800, 900, 1000, 1120, 1400, 1600, 1800, dan 2000 rpm. Kecepatan putaran spindel tidak lagi bertingkat melainkan berkesinambungan (kontinue). Pahat dipasangkan pada dudukan pahat dan kedalaman potong (a) diatur dengan menggeserkan peluncur silang melalui roda pemutar dan gerak makannya diatur dengan lengan pengatur pada rumah roda gigi. Gerak makan (f) yang tersedia pada mesin bubut bermacam-macam dan menurut tingkatan yang telah distandarkan, misalnya: …….., 0.1, 0.112, 0.125, 0.14, 0.16, …… (mm/(r)).
Bubut merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan (feeding). Memutar memerlukan two-axis, kendali alur berlanjut, yang manapun untuk menghasilkan suatu ilmu ukur silindris lurus/langsung atau untuk menciptakan suatu profil.
Bedanya dengan Mesin perkakas NC adalah meliputi mesin dengan operasi tujuan tunggal, yang memberikan informasi kuantitatif seperti pengerjaan dengan mesin operasi yang disajikan oleh suatu komputer kendali dengan program database berupa kode data yang diubah untuk satu rangkaian perintah yang menyimpan instruksi secara langsung untuk mengendalikan alat-alat bermesin CNC (Computer Numerical Control).
b. Bagian-Bagian Mesin CNC Turning
Bagian dari mesin CNC Turning tidak jauh berbeda dengan yang berada pada mesin bubut konvensional yaitu sebagai berikut:
Unit Kontrol berupa panel pengontrolan yang berisi tombol-tombol perintah untuk menjelaskan kontrol gerakan mesin dan berbagai fungsi lainnya yang menggunakan instruksi oleh sistem kontrol elektronika.
Kepala Tetap berupa roda-roda gigi transmisi penukar putaran yang akan memutar poros spindel
Poros utama (spindel) berupa tempat kedudukan pencekam untuk berdirinya benda kerja.
Eretan utama (appron) akan bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang (cross slide) dan eretan atas (upper cross slide) dan dudukan pahat.
Eretan Melintang yang menggerakan pahat arah melintang.
Eretan Memanjang yang menggerakan pahat arah vertikal.
Kepala Lepas, sejajar kepala tetap untuk membantu pergerakan spindel dalam memegang benda kerja.
4. Keuntungan dan Kerugian
Faktor-faktor yang menyebabkan mesin perkakas NC jenis CNC Turning ini lebih menguntungkan adalah sebagai berikut:
a. Laju produksi cepat.
b. Keakuratan pada lebih besar dan repeatabilas.
c. Menurunkan tingkat tarip sisa (pemborosan komponen).
d. Mengurangi kebutuhan pemeriksaan.
e. Tidak banyak memakan tempat/ ruangan
f. Level keterampilan yang dibutuhan operator dikurangi
Adapun kerugian yang dapat ditimbulkan oleh mesin perkakas NC jenis CNC Turning ini adalah sebagai berikut:
a. Pengerjaan komponen dengan mesin yang mudah menjadi sulit karena menggunakan format yang rumit.
b. Modal yang ditanamkan mengalami peningkatan.
c. Peralatan sederhana tetap diperlukan
d. Dibutuhkan tenaga ahli yang berfungsi untuk memprogram peralatan NC.
Mesin bubut (lathe machine) merupakan salah satu mesin perkakas yang
banyak digunakan untuk memproduksi berbagai macam komponen permesinan.
Membubut adalah suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat
yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda
kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan
gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan (feeding). Memutar
memerlukan two-axis, kendali alur berlanjut, yang manapun untuk
menghasilkan suatu ilmu ukur silindris lurus/langsung atau untuk
menciptakan suatu profil.
Bedanya dengan Mesin perkakas NC adalah meliputi mesin dengan operasi
tujuan tunggal, yang memberikan informasi kuantitatif seperti pengerjaan
dengan mesin operasi yang disajikan oleh suatu komputer kendali dengan
program database berupa kode data yang diubah untuk satu rangkaian
perintah yang menyimpan instruksi secara langsung untuk mengendalikan
alat-alat bermesin CNC (Computer Numerical Control).
Mesin Perkakas CNC
Istilah computer numerical control (CNC) digunakan bila sistem kontrol
memakai komputer internal. Komputer internal memungkinkan penyimpanan
program tambahan, penyuntingan program, penjalanan program dari memori,
diagnostik kontrol dan pemeriksaan mesin, pekerjaan rutin-rutin dan
khusus, dan kemampuan melakukan perubahan skala inci/ metrik/ absolut.
Pembuatan komponen dengan CNC memerlukan akses langsung ke mesin dan
instalasi komputer agar memperoleh pengalaman praktis yang amat
diperlukan. Dalam menggunakan piranti dan jenis mesin tertentu, seperti
mengoperasikan mesin-mesin turning, milling dan drilling harus memahami
bahasa serta teknik pemrograman memerlukan instruksi.
Sistem Pengoperasian Mesin CNC
Kode data diubah untuk satu rangkaian perintah, yang mana servo
mekanisme, seperti suatu pijakan motor yang berputar sesuai jumlah yang
telah ditetapkan, memperbaiki dengan masing-masing mengemudi dari suatu
meja pekerjaan dan suatu alat untuk melaksanakan suatu pengerjaan dengan
mesin dan gerakan yang ditetapkan oleh suatu sistem pengulangan
tertutup atau terbuka.
Sistem operasi dari mesin perkakas NC adalah menggunakan sistem operasi
CNC sehingga diperlukan pengenalan kode data untuk menjalankan satu
rangkaian perintah. Adapun contoh dari sistem operasi dari mesin
perkakas NC adalah:
Gambar 1.28. Mesin Forging dan Squeezing
Istilah terkait mesin perkakas dan otomasi : otomasi industri, otomasi
perkantoran, otomasi perpustakaan, otomasi produksi, otomasi sistem, pengertian
otomasi, teknik otomasi, transavia otomasi, transavia otomasi pratama, teknik
otomasi industri, mesin bubut, perkakas tangan, perkakas teknik, teknik mesin
perkakas.
Perkakas tangan
Perkakas tangan adalah alat untuk menunjang pekerjaan yang berhubungan dengan pemahatan, penandaan atau pengerokan, diantaranya:
Perkakas tangan
Perkakas tangan adalah alat untuk menunjang pekerjaan yang berhubungan dengan pemahatan, penandaan atau pengerokan, diantaranya:
1
|
Ragum
|
5
|
Obeng
|
|
2
|
Kikir
|
6
|
Kunci
|
|
3
|
Pahat
|
7
|
Sekrap tangan
|
|
4
|
Palu
|
8
|
Gergaji tangan
|
1.
Ragum
Ragum adalah
suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang akan dikikir, dipahat,
digergaji, ditap, diseney, dan lain-lain.
Dengan memutar
tangkai (handle) ragum, maka mulut
ragum akan menjepit atau membuka benda kerja yang dikerjakan. Bibir dari mulut
ragum harus dijaga baik-baik, jangan sampai rusak akibat terpahat, terkikir dan
sebagainya.
2.
Kikir
Kikir adalah
alat perkakas tangan yang berguna untuk pengikisan benda kerja. Dilihat dari
bentuk penampangnya, kikir mempunyai bermacam-macam bentuk dan kegunaannya,
antara lain:
a. Kikir
plat, untuk pengikiran bidang rata
b. Kikir
pilar, untuk pengikiran bidang yang besar
c. Kikir
segiempat, untuk pengikiran penampang persegi maupun lubang segiempat
d. Kikir
segitiga, untuk lubang segitiga maupun runcing 600 atau lebih
e. Kikir
pisau, untuk alur pasak dan ekor burung dengan sudut kurang dari 600
f. Kikir
bulat, untuk lubang bulat, rongga cekung
g. Kikir
setengah bulat, sisi ratanya untuk bidang rata, sisi bundar untuk rongga
bundar/cekung
h. Kikir
silang, untuk lekukan dan pembulatan
3.
Pahat
Tangan
Pahat tangan
(jenis pahat dingin) digunakan untuk memahat atau menyayat benda kerja dalam
keadaan dingin.
Menurut bentuk
dan kegunaannya, pahat dingin dibagi menjadi bermacam-macam, yaitu:
a. Pahat
plat/pipih, mempunyai kegunaan yang luas, misalnya untuk meratakan bidang,
pengikisan bidang cembung, memotong plat, baut dan paku keling
b. Pahat
alur/silang, digunakan untuk membuat alur-alur sempit, alur minyak
c. Pahat
dam, untuk memotong bahan yang tebal, umumnya diawali dengan pengeboran secara
berderet
d. Pahat
setengah bulat/kuku, digunakan untuk membuat alur bulat dan juga untuk meralat permulaan pengeboran yang
salah
e. Pahat
dimon, digunakan untuk membersihkan sudut-sudut dalam, membuat alur V, meralat
permukaan pemboran yang salah.
4.
Palu
Palu merupakan
alat pemukul yang terbuat dari baja dengan kedua ujungnya dikeraskan. Pada
bengkel kerja bangku, palu yang sering dipakai adalah:
a. Palu
konde (ball peen)
b. Palu
pen searah (straight peen)
c. Palu
pen melintang (cross peen)
5.
Obeng
Obeng secara
umum digunakan untuk mengencangkan sesuatu sekrup terhadap suatu pasangannya,
baik yang berupa kayu, plastic atau besi sekalipun.
Menurut
penggunaannya obeng digunakan menurut nomernya, dari mulai 1, 2, 3 atau lebih
tergantung dari kebutuhan.
Adapun jenis
obeng yang umum kita ketahui diantaranya:
a. Obeng
plat, untuk alur keras
b. Obeng
kembang/philiph, untuk alur khusus.
6.
Sekrap
Tangan
Sekrap tangan bentuknya bermacam-macam sesuai dengan fungsi dan
penggunaannya. Pengerjaan penyekrapan adalah menghilangkan
noda-noda/tanda-tanda pada permukaan benda kerja untuk menghasilkan permukaan
yang licin dan rata sehingga mencapai ukuran yang tepat.
7. Gergaji Tangan
Daun gergaji
tangan merupakan alat pemotong dan pembuat alur yang sederhana, bagian sisinya
terdapat gigi-gigi pemotong yang dikeraskan. Bahan daun gergaji pada umumnya
terbuat dari baja perkakas (tool steel),
baja kecepatan tinggi (HSS high speed
steel) dan baja tungsten (tungsten
steel).
PENGGUNAAN RAGUM
1. Menentukan bidang dasar
Yang
dimaksud dengan bidang dasar adalah bidang yang dijadikan acuan untuk
pengambilan ukuran, kesikuan dan kesejajaran terhadap bidang lain. Suatu
pekerjaan yang berbentuk balok, minimal harus mempunyai 3 bidang dasar,
di mana bidang dasar tersebut diambil dari bidang yang berbatasan satu
sama lain.
2. Mengatur ketinggian ragum
Ketinggian
ragum harus diatur sesuai dengan kebutuhan pengerjaan. Untuk pengerjaan
kasar, di mana tenaga pengerjaan diperlukan lebih besar, tinggi ragum
diatur lebih rendah. Untuk pengerjaan presisi, ragum diatur lebih tinggi
dan untuk pengerjaan yang umum, tinggi ragum diatur setinggi siku pada
lengan.
3. Pencekaman benda kerja
Ragum
adalah alat untuk menjepit benda kerja, untuk membuka rahang ragum
dilakukan dengan cara memutar tangkai/tuas pemutar ke arah kiri
(berlawanan arah jarum jam) sehingga batang berulir akan menarik
landasan tidak tetap pada rahang tersebut, demikian pula sebaliknya
untuk pekerjaan pengikatan benda kerja tangkai pemutar diputar ke arah
kanan (searah jarum jam).
B. MENGGERGAJI
1. Daun gergaji tangan
Daun
gergaji tangan merupakan alat pemotong dan pembuat alur yang sederhana,
bagian sisinya terdapat gigi-gigi pemotong yang dikeraskan. Bahan daun
gergaji pada umumnya terbuat dari baja perkakas (tool steel), baja kecepatan tinggi (HSS high speed steel) dan baja tungsten (tungsten steel).
2. Pemilihan Daun Gergaji Berdasarkan Spesifikasi
Spesifikasi
daun gergaji tangan meliputi jenis, bukaan gigi, jumlah gigi tiap
panjang 1 inchi dan panjang daun gergaji ditentukan oleh jarak sumbu
lubang. Contoh penulisan spesifikasi daun gergaji secara lengkap :
Single cut-straight set-18T-12".
3. Kecepatan langkah menggergaji
Kecepatan
langkah menggergaji bisa dianggap sama dengan kecepatan langkah
mengikir untuk ukuran panjang yang sama. Hal ini dapat dipahami karena
jenis bahan daun gergaji sama dengan jenis bahan kikir, yaitu dari baja
karbon. Jadi kecepatan langkah untuk menggergaji baja lunak adalah
sekitar 40 langkah permenit.
4. Pemasangan daun gergaji
Dalam
pemakaiannya, daun gergaji dipasang pada sengkang. Posisi pemasangan
daun gergaji dapat disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan. Ketentuan
pemasangan daun gergaji adalah sebagai berikut :
a. Gigi gergaji harus menghadap ke muka
b. Ketegangannya harus cukup, sehingga tidak terjadi lekukan pada waktu dipakai.
5. Pemegangan dan penekanan gergaji
Cara
menggergaji hampir mirip dengan cara mengikir, yang berbeda adalah cara
pemegangan. Untuk pemotongan yang berat, tekanan gergaji cukup besar,
namun untuk pemotongan yang perlu lurus hasilnya, tekanan gergaji harus
ringan.
6. Langkah penggergajian
a. Membuat alur
Tinggi
mulut catok/ragum sama seperti pada waktu mengikir, bagian yang
digergaji harus sedekat mungkin dengan mulut catok/ragum. Pada permulaan
menggergaji, tahan sisi gergaji dengan ibu jari. Namun untuk pemotongan
yang dianggap presisi, sebelum digergaji benda kerja harus ditandai
terlebih dahulu dengan kikir segitiga sebagai jalan awal penggergajian.
b. Awal penggergajian
Sebagai
awal penggergajian kedudukan gergaji, menyudut ± 30º, selanjutnya
gergajilah bagian sisi terlebih dahulu yang lambat laun sudutnya makin
kecil. .
c. Pemotongan benda kerja Potonglah benda kerja pada bagian yang dekat dengan mulut
d. Bahan lebih lebar
Bila bahan yang akan digergaji melebihi lebar sengkang gergaji, maka pemasangan daun gergaji harus diputar 90º.
7. Pemeliharaan gergaji
a. Tebal
minimal bahan yang dipotong adalah 2 x pitch gigi (tiga gigi harus
selalu berada pada daerah pemotongan). Hal ini diperlukan untuk
menghindari gigi rontok.
b. Perhatikan pada waktu pemasangan, arah gigi harus menghadap ke depan
c. Pengencangan tidak membuat sengkang menjadi bengkok namun daun gergaji terikat dengan kuat dan aman
d. Setelah digunakan, sengkang gergaji dikendorkan dengan cara mengendorkan mur pengencang.
e. Untuk
pemotongan yang dianggap presisi atau perlu lurus, penekanan gergaji
diatur cukup ringan dan diawali dengan kikir segitiga.
C. MENGIKIR
1. Cara Memegang Tangkai
Cara
memegang tangkai kikir yang betul adalah ibu jari ditempatkan di bagian
atas tangkai kikir, sedangkan keempat jari tangan melingkar di bagian
bawah tangkai kikir.
2. Cara memegang dan Menekan Kikir
3. Gerakan Kikir
Untuk mengikir permukaan bagian tebalnya, kedudukan kikir diserongkan 250 terhadap garis siku dari sisi memanjang benda kerja.
Untuk
menghasilkan permukaan yang rata pada bidang persegi yang luas, lakukan
cara pengikiran menyilang yang selanjutnya dibuat arah sejajar bidang
pinggir. Tanda panah menunjukkan arah jalannya kikir.
Cara
pertama untuk mengikir permukaan bulat, adalah gerakan kikir waktu
didorong harus bersamaan digeser ke samping mengikuti bulatnya
permukaan.
Cara
kedua untuk mengikir permukaan yang bulat, ialah pada waktu kikir
didorong ke muka bersamaan dengan menekan tangkai kikir ke bawah
mengikuti bulatnya.
Untuk
mengikir bulatnya bidang cekung gunakanlah kikir 1/2 bulat. Pada waktu
kikir didorong ke muka bersamaan pula dengan menggerakkan kikir ke
samping.
4. Penggunaan Macam-macam Bentuk Kikir
Bentuk kikir rata yang dipakai untuk mengikir setiap permukaan yang rata.
Bentuk kikir cekung yang dipakai untuk mengikir permukaan yang berbentuk cekung.
Kikir segitiga yang dipakai untuk mengikir permukaan berbentuk V (menyudut).
Kikir segiempat yang dipakai untuk mengikir bentuk lubang yang persegi empat.
Memperlihatkan bentuk kikir 1/2 bulat yang dipakai untuk mengikir bidang yang berbentuk lubang bulat (1/2 bulat).
D. MEMAHAT
Pada
pekerjaan tukang logam, pengerjaan memotong yang dilakukan dengan
mempergunakan pahat atau palu disebut memahat. Untuk memahat sebuah
benda kerja yang dijepit pada ragung, hendaklah memegang pahat dan palu
pada posisi badan mengikuti ketentuan-ketentuan yang diharuskan.
Setiap
saat setelah dipukul, diungkitkan ke atas sehingga berbentuk sudut
antara, sehingga medan potong akan bertambah panjang, karena tambahan
tenaga diperlukan untuk memotong bahan.
Cara
memahat sepotong pelat logam yang dijepit pada ragum dengan tebal tidak
lebih dari 4 mm. pada pengerjaan seperti ini harus diperhatikan agar
mulut ragum jangan sampai rusak.
Cara pengerjaan memahat pelat yang lebar dan berliku-liku dengan mempergunakan pahat pelat yang mempunyai mata pemotong bulat.
Cara
memotong pelat logam tipis dengan pahat, hendaknya di bawah pelat yang
akan dipotong diberi bantalan kayu atau logam lunak. Agar tidak
mengalami kerusakan, sebaiknya buatlah terlebih dahulu lubang-lubang
diluar garis batas pemotongan dan mata pemotong dari pahat dimiringkan
terhadap permukaan bahan dengan mengikuti garis pemotongan.
Cara
memahat bagian-bagian bidang yang luas dengan pahat pelat, dengan
memiringkan pemahatan terlebih dahulu bulatlah alur-alur dengan pahat
toreh/alur. Bilamana pemahatan hamper sampai pada bagian tepi,
pemotongan janganlah diteruskan, hendaknya pemahatan dilanjutkan setelah
kedudukan benda kerja diputar, hal ini agar mencegah patahnya bahian
ujung dari benda kerja.
Cara membuat alur sejajar ada benda kerja dengan mempergunakan pahat alur.
Cara
membuat alur spi pada logam bundar dengan mempergunakan pahat alur.
Serta cara membuat alur sejajar dengan mempergunakan pahat potong.
Cara menggunakan pahat alur minyak pada bagian dalam bantalan poros.
Cara memotong bagian bahan yang akan terbuang di antara lubang-lubang bekas pengeboran dengan menggunakan pahat dam.
Cara membuat alur dan saluran minyak pada bantalan poros, metal dan bosh dengan mempergunakan pahat kuku.
Cara menghaluskan sudut bagian dalam dengan mempergunakan pahat diamond.
E. MENGETAP DAN MENYENAI
Tap
dan sney adalah alat untuk membuat ulir. Tap adalah untuk membuat ulir
dalam (mur), sedangkan Sney adalah untuk membuat ulir luar (baut).
1. Tap
Tiap satu set, tap terdiri dari 3 buah yaitu tap no.1 (Intermediate tap) mata potongnya tirus digunakan untuk pengetapan langkah awal, kemudian dilanjutkan dengan tap no. 2 (Tapper tap) untuk pembentukan ulir, sedangkan tap no. 3 (Botoming tap) dipergunakan untuk penyelesaian.
Sebelum
melakukan pengetapan, benda kerja harus dibor terlebih dahulu dengan
ukuran diameter bor tertentu. Penentuan diameter lubang bor untuk tap
ditentukan dengan rumus:
D = D'– K
Dimana :
D = Diameter bor (mm/inchi)
D’ = Diameter nominal ulir (mm/inchi)
K = Kisar (gang)
Contoh :
a. Diameter lubang bor untuk mur M10 x 1,5 adalah 10 – 1,5 = 8,5 mm
b. Diameter lubang bor untuk mur W3/8”x 16 adalah 3/8” – 1/16” = 5/16 “
Untuk
melakukan penguliran dengan menggunakan tap diperlukan alat bantu yaitu
tangkai tap/pemutar tap. Ukuran dari tangkai tap sangat tergantung pada
besar diameter tap yang akan digunakan. Untuk itu tap dibuat bervariasi
dari ukuran kecil sampai besar.
Langkah kerja pembuatan ulir dengan tap adalah sebagai berikut :
§ Jepit benda kerja pada ragum secara benar dan kuat
§ Pasang tap konis pada tangkai tap
§ Tempatkan mata tap tegak lurus pada lubang (periksa dengan menggunakan siku-siku)
§ Tekan
hingga masuk dalam lubang kemudian putar tangkai tap ke kanan (searah
dengan putaran jarum jam). Pemutaran harus tegak lurus.
§ Pemutaran kira-kira sebesar 900,
kemudian putar kembali ea rah kiri. Maksud pemutaran kembali adalah
untuk memotong beram yang belum terpotong dan memberikan kesempatan
beram-beram hasil pemotongan keluar dari lubang
§ Berikan pelumasan selama prose pengetapan, kecuali untuk pengetapan bahan dari besi
§ Lakukan
pengetapan hingga selesai, kemudian ulangi langkah pengetapan dengan
menggunakan tap antara. Setelah selesai ulangi langkah pengetapan dengan
menggunakan tapa rata/finishing.
2. Sney
a. Snei pejal
Snei
jenis ini berbentuk segi enam atau bulat. Untuk memudahkan dalam
penguliran awal maka pada snei jenis ini tidak seluruh mata potongnya
sama besar, tetapi sedikit tirus pada bagian mata pemotong awal. Dengan
demikian benda kerja dapat masuk ke dalam snei sedikit mudah.
b. Snei Bercelah (Split die)
Snei
jenis ini banyak digunakan untuk pembuatan ulir luar, karena ia
memiliki kelebihan dari pada snei pejal. Kelebihan tersebut antara lain
besar diameternya dapat diperbesar dan diperkecil sampai ukuran
standarnya. Dengan demikian pada waktu penguliran pendahuluan
diameternya diperbesar dan pada waktu finishing diameternya dikembalikan
pada ukuran standarnya. Pengaturan tersebut dengan menggunakan baut
penyetel.
Untuk
membuat ulir dengan menggunakan snei dibutuhkan alat bantu yaitu
pemegang snei. Pada pemegeng snei ini dilengkapi dengan baut-baut
pengikat, agar snei tidak ikut berputar saat melakukan
pemotongan/penguliran
Langkah kerja pembuatan ulir dengan snei adalah sebagai berikut:
§ Persiapkan benda kerja dan jepit pada ragum secara tegak lurus. Pasang snei pada pemegangnya dan kuncikan baut pengikatnya.
§ Tempatkan
snei pada benda kerja dengan posisi datar, kemudian tekankan snei
hingga benda kerja masuk pada snei. Lakukan penekanan sambil snei
diputarkan searah dengan arah jarum jam.
§ Pemutaran atau pemakanan kira-kira 600,
kemudian dikembalikan pada posisi semula. Pemutaran kembali dimaksudkan
untuk memotong beram dan membersihkan ulir yang telah terbuat serta
memberikan kesempatan beram keluar dari snei.
§ Lakukan
pekerjaan langkah di atas secara terus menerus dan berikan minyak
pelumas untuk mendingingkan snei dan untuk membantu mengeluarkan beram.
§ Untuk
pembuatan ulir dengan snei bercelah, maka ulangi kembali penguliran
dengan terlebih dahulu menyetel kembali lebar pembukaan snei. Demikian
seterusnya sampai ukuran snei kembali pada ukuran standarnya.
§ Periksa hasil snei dengan menggunakan mal ulir, seterusnya bersihkan ulir dan snei.